Jumat, 10 Oktober 2014

Apa Untung dan Ruginya

Suatu hari Amir tiba di kantor dengan wajah bersungut-sungut , it’s a teribble day batinnya menyuarakan terus menerus. Amir mengeluh mengenai keributan dengan istrinya di pagi hari, anak yg berteriak enggan sekolah dan  si kecil yg menangis bahkan ditambah jalanan yang macet. Benar-benar hari yang sial , Amir mengutuk dalam hatinya.

Di kantor suasana juga tak lebih baik, meja dengan setumpuk pekerjaan. Darah Amir mendidih bahkan si OB yang tidak tahu menahu juga kena semprot, anak buah yang belum menyelesaikan data yang Amir perlukan juga kena getahnya, sejuta sumpah serapah memenuhi pikiran Amir. Dan puncaknya dalam meeting dengan anak buah , semua amarah Amir pun ditumpahkan tidak ada yang selamat dari amukan Bos Amir pagi itu.

Siang hari telephone di meja Amir berbunyi, sebuah pesan dari Bos besar untuk menghadap di lantai atas. Aaaargh apalagi ini….

Di ruangan si bos besar, jantung amir berdegub, pikirannya kacau.
“Silahkan duduk” kata si bos besar. “Kamu sudah cukup lama memimpin  bagian itu” Tanya si bos.
“Apakah mereka bahagia dipimpin oleh mu? “ bos besar melanjutkan perkataannya
Amir tak paham maksud pembicaraan bos besar,  “Maaf saya tidak paham”, kata Amir. “
“Saya tadi mampir di bagianmu ketika kalian meeting dan kudengar amarahmu”. Amir tertunduk  lesu habislah sudah batinnya….
“Apa hari mu buruk?”
 “Ya sangat buruk “Kata Amir
“Okay, apakah saat ini hari anak buahmu adalah hari yang membahagiakan atau tidak? “ Kata bos besar
Amir tercenung, harinya memang buruk, tapi saat ini anak buahnya mengalami hal yang sama. Dia telah membuat semuanya mengalami hari yang buruk
“Saya salah, harusnya saya memisahkan masalah pribadi saya….” kata amir
“Sepertinya itu sulit “.kata si bos besar.
“Lalu apa yang harus saya lakukan? “
“Tarik nafas dan Tersenyum…” kata si bos besar.
” Mungkin hari ini anakbuahmu juga mengalami hari yang buruk atau mungkin juga hari yang indah. Apakah kamu   berhak merusak hari indahnya? Tentu tidak. Atau kamu sanggup memperbaiki hari buruk mereka?  Sulit bukan?”

“Setidaknya pikirkan apakah untungnya jika kamu membagi semua amarahmu pada rekan kerjamu  Atau sebaliknya  apakah ruginya jika kamu tetap tersenyum dan menyimpan hari burukmu untuk dirimu sendiri. ? Pikirkan itu Amir.”

Amir pun kembali ke ruanggannya. Melihat pimpinannya memasuki ruangan semua anak buah terdiam, dan mencoba menghindar, mereka semua takut terkena amarah susulannya.

Amir menatap sekeliliingnya dan ia merasakan ketakutan anak buahnya. Ia pun menarik nafas dalam dan tersenyum, pertama dihampirinya OB kantor dan meminta maaf, ia pun lalu mengarahkan anak buahnya menyelesaikan pekerjaann mereka. Tidak lama suasana semakin cair dan Amir lupa akan semua masalahnya. Menjelang pulang kantor Amir masih melihat senyum di anak buahnya dan itu ternyata membuatnya bahagia.

Namun di dalam perjalanan pulang pikirannya kembali dihantui masalah di rumah. Ah, tapi ia teringat kata si bos besar, Apa ruginya jika kita tetap tersenyum untuk memberi kebaikan bagi semua orang dan apa untungnya jika kita  membagi semua keburukan dengan orang di sekitar.

Amir pun tersenyum , kakinya terasa ringan saat melangkah memasuki rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar