Sabtu, 18 Oktober 2014

Tempe Mondhol de Brasillia

Suatu saat, saya pernah numpang makan di sebuah hotel terkenal. (numpang istilahnya karena suatu acara workshop ha ha ha....) Jajaran buffet dipisahkan antara Indonesian Cuisine dan International Cuisine (kayae gitu istilahnya)  Antrian di hidangan yang katanya internasional panjang bukan kepalang. So, berhubung cacing-cacing perut sudah bernyanyi dengan irama death metal, mau ga mau saya mengambil makanan selera lokal. Dan menu favorit yang terpilih adalah tempe goreng (?)

Yups, tempe goreng adalah toplist makanan buat saya, terutama tempe mondhol ! Baru denger? Tempe mondhol adalah istilah di daerah Banyumas sana untuk tempe yang belum jadi. Butiran kedelainya belum sepenuhnya ditutupi oleh jamur ragi tempe. Biasanya para maestro produsen tempe  membuatnya untuk dijual esok hari. Tapi berhubung tidak sabar ya di gorenk juga.

Karena butiran kedelai belum sepenuhnya ditutupi oleh jaringan jamur maka ketika digoreng para kedelai akan berlarian kesana kemari. Ibarat pepatah : berjamur kita bersatu, belum jamuran kita bercerai (ha ha ha) tapi ini yang membuat sensasi tempe mondhol luar biasa !!

Tempe memiliki nilai gizi luar biasa kata para ahli, jamur tempe alias Rhizopus Oligosporus bisa menciptakan enzim fitaze yang akan memecah zat gizi dalam kedelai untuk mudah diolah oleh tubuh manusia.

So, hari ini (sambil menikmati weekend) saya sangat bersemangat untuk mencari tempe mondhol di kota Madiun dan ketemu....istilahnya disini tempe bakal....apapun itu Thanks God...

Akhirnya menu siang sore dan malam adalah tempe mondhol. Cukup  bumbu bawang dan digoreng dengan cinta oleh sang istri, maka rasanya sangat menggoncang dunia (dunia saya he he).

Sayangnya para maestro seniman tempe di Indonesia banyak yang gulung tikar, sehingga mungkin makanan yang indonesia bangets favorit saya bisa jadi akan jadi barang langka. Mengapa? Karena ternyata mayoritas (hampir 70%) kedelai kita adalah impor !! Impor dari Brasil dan rekan-rekanny di Amerika Selatan sana. Mungkin saja tempe yang baru saja saya lahap juga berasal dari Brasil (mungkin itu sebabnya ada sensasi goyang samba dimulut saya).

Bahkan untuk makanan saja kita harus impor, padahal katanya tanah Indonesia sangat subur sampai KoesPlus menyanyikan-nya. Tapi ini memberi saya ide, karena yg saya lahap berarti adalah makanan internasional !!! (bangganyaaaa ) Lebih hebat dari junkfood Amrik punya, ga kalah dengan makanan Eropa atau Jepang......luaaarrrrr biasa.


So, buat para pemilik hotel dan restoran sedunia, tolong segera pindahkan tempe dari buffet Indonesian menjadi Internasional karena ia bukan milik kita lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar